Total Tayangan Halaman

Jumat, 12 Juli 2013

''Surat Imam Ghazali kepada muridnya''

  • Surat Imam Ghazali kepada muridnya
    Oh Anak
    Ketahuilah, hai anak yang tercinta . semoga Allah memanjangkan usiamu dalam taat kepada Nya dan di bimbingn Nya ke jalan orang orang yang di cintai nya. Sesungguh nya Nasihat yang tertabur itu banyak di ambil dari Sumber Risalah Nabi Muhammad. Jika ada satu nasihat yang berasal dari sumber risalah, Apakah perlu Nasihat ku lagi. Dan jika belum ada pada mu katakan lah kepada ku, apa yang kau dapatkan selama ini.
    Hai Anak sebagian nasihat dari Rasulullah SAW kepada umat nya adalah : tanda bahwa Allah berpaling dari seseorang adalah membuang buang waktu kepada yang tidak bermanfaat dan jika seseorang hilang sebentar saja diri umurnya dalam mengerjakan sesuatu yang di larang oleh Allah, maka sesunggu nya merupakan penyesalan, dan barang siapa yang telah berumur lebih empat puluh tahun, tetapi kebaikan nya belum mengalahkan kejahatan nya, maka hendak lah, ia bersiap-siap ke neraka. Rasanya cukup bagi ahli ilmu apa yang terkandung dalam nasihat ini.
    Hai Anak Nasihat ini mudah yang sangat sulit adalah menerima nya, karena ia terasa pahit untuk Pengumbar hawa nafsu, sebab sesuatu yang terlarang sangat di sukai nya lebih lebih di kalangan ilmu Rasmi (ilmu haqiqat) yang membang buang waktu dalam mencari kebesaran dari dan kemegahan duniawi, dia mengira bahwa di dalam ilmu yang tak bersari itu terkandung keselamatan dan kebahagian nya, dan ia menyangka bahwa dia tidak perlu kepada amal, dan inilah kepercayaan para filsuf-filsuf. Subhanallahil’azim. Dia tak tahu bahwa ketika telah ada padanya ilmu, apa bila tidak di amalkan nya adalah alasan yang sangat memberatkan nya, sebagaimana telah dikatakan oleh Rasulullah S.A.W. : Orang yang berat sekali menanggung siksa di hari kiamat adalah orang yang berilmu yang tidak diberikan Allah manfaat dari ilmu nya. Bahwansanya bermimpi Al-junaidi qaddasallahu sirrahu. Berjumpa seseorang di dalam mimpi, dan bertanya kepada nya, apa kabar hal Aba l—qasam ? dia pun menjawab ; telah hilang lenyap perumpamaan-perumpamaan itu dan tidak ada lagi isyarat-isyarat itu dan tak ada yang memberi manfaat kepada kita kecuali sedikit rakaat sembahyang kita di tengah malam.
    Hai anak janganlah kamu hidup sempai kemiskinan amal dan kehilangan kemauan bekerja dan yakinlah bahwa ilmu semata-mata tidak akan menyelamatkan orang bagaimanakah menurut pikiranmu jika pada suatu di tengah padang ada seseorang perang yang gagah berani dan padanya ada sepuluh pedang Hindi lengkap pula dengan beberapa alat senjata lainnya lalu dihadapkan kepadnya seekor singa besar yang buas dapatkah segala alat senjata itu melindunginya dari bahaya jika tidak diangkat, dan dipukulkan dan ditikamnya ? jelas sudah bahwa dia tidak akan menolong apa apa melainkan jika diangkat, di pukulkan dan ditikam juga demikian pula, jika seseorang telah membaca ratusan ribu masalah ilmiah serta pelajarannyajika tidak diamalkannya tidaklah akan mendatangkan manfaat kepadanya. Sebagai bandingan lagi jika seseorang kena demam panas dan sakit kuning yang hanya dapat disembuhkan dengan obat tidaklah dia akan segar kembali melainkan dengan menggunakan obat tersebut
    Dan jika seratus tahun engakau duduk membaca menurut ilmu dan seribu buku Kamu kumpulkan tidaklah kamu akan bersedia menerima rahmat allah melaikan dengan amal juga;
    وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى
    dan bahwa manusia tidak akan dapat melainkan apa yang diusahakannya (Qs An-Najm 53:39)
    فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا ......
    .......Sebab itu maka barang siapa yang mengharap untuk menemui tuhannya hendaklah melakukan amal kebajikan.( QS Al-Kahf 18:110)
    وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ .......
    .......dan tempat tinggal mereka neraka balasan dari apa yang mereka usahakan Qs At-Taubah (9:95)
    إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلا
    Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, (QS. Al-Kahf 18:107)
    خَالِدِينَ فِيهَا لا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلا
    Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, (QS. Al-Kahf 18:108)
    يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا
    akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,, (QS. Al-Furqon 25:69)
    ...........إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلا صَالِحًا ا
    kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh; (QS. Al-Furqon 25:70)
    Dan bagaimanakah pendapatmu tentang hadis ini ; Islam didirikan diatas lima perkara : percaya bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwasannya Muhammad utusan Allah dan mendirikan sembahyang dan mengeluarkan Zakat dan puasa di bulan Ramadhan dan pergi haji kebaitullah atas kemampunnya. Dan yang iman adalah mengucapkan dengan lidah mengakui kebenarannya dengan hati dan mengamalkannya anggota dan keterangan yang menyatakan orang mesti beramal itu amat banyak dan jika seorang hamba dapat sampai kesurga dengan limpahan karunia Allah dan kemurahan nya juga. Akan tetapi hanya sesudah dia membuat persediaan dengan berlaku taat dan beribadat kepanya karena rahmat Allah itu dekat kepada orang yang berbuat kebajikan dan walaupun ada dikatakan orang akan sampai juga dia dengan semata mata iman aku jawab betul akan tetapi sampai kapankah dan berapa banyak pendakian yang sulit sulit yang akan dilintasinya baru dia sampai kesana permulaan pendakian yang banyak itu pendakian iman dan seperkara lagi adakah dia terpelihara dari bahaya hilangnya iman itu atau tidak dan apabila sampai juga tentulah dengan keadaan celaka dan sengsara Hasan Basri telah berkata Dihari kiamat Allah akan berseru kepada hambanya masuklah kesurga dengan rahmatku hai hamba hambaKu dan berbahagadalah tentang dia (diantara sesama mu) menurut amalmu masing masing.
  • Fafa Abunawas

    Hai anak.. selama Kamu tidak beramal tidaklah Kamu akan mendapat pahala tersebut dalam sebuah hikayat bahwa seorang laki-laki dari bani Isra-il telah beriadat kepada Allah tudjuh puluh tahun lamanya. Allah menghedaki akan menyatakan perkara itu kepada malaikat maka diutusnya seorang malaikat kepada laki-laki itu membawa kabar tidaklah akan layak ia masuk surge dengan ibadatnya itu maka ketika telah sampai kepadanya kabar demikian berkatalah dia kami bangsa manusia dijadikan Allah untuk beribadat maka sepatutnyalah kami ibadat kepadanya maka takala malaikat yang diutus itu telah kembali berkatalah ya Tuhanku Kamu lebih tahu tentang apa yang dikatakan orang itu maka berkatalah Allah apabila dia tidak berpaling dari pada ibadatnya kepada kami maka kami dengan sifat kemurahan kami tidak akan berpaling dari padanya jadi saksikanlah hai malaikatku bahwasannya aku telah mengampuni kesalahannya.
    Rassulullah SAW telah berkata hisablah dirimu sebelum padamu dilakukan hisab dan timbanglah amalmu sebelum padamu dilakukan timbangan dan syaidina Ali ra. Telah berkata barang siapa yang mengira bahwa dengan tidak bersusah payah dia akan sampai maka dia adalah siangan angan dan barang siapa yang menyangka, bahwa dengan semata mata menggunakan kecakapannya dan kekuatannya ia akan sampai maka dia seorang yang menganggap dirinya tak perlu kepada Allah. Dan Hasan ra. Telah berkata meminta surge dengan tidak beramal itu satu diantara dosa. Dan katanya alamat orang hidup berhaqiqat telah melepaskan pergantungan kepada amal bukan meninggalkan amal dan berkata Rasulullah saw orang yang berpaham dalam adalah yang menguasai dirinya dan beramal untuknya sesudah mati dan orang yang berakal pendek adalah orang yang memperturutkan hawa nafsunya dan memperbanyak angan angan kosong terhadap kemurahan Allah.
    Hai anak berapa banyak malam tempatmu berjaga jaga mengulang ulangi ilmu membaca buku dan kamu haramkan tidur atas dirimu. Aku tak tahu apa yang mendorongmu berbuat demikian jika yang mendorog itu kehedak mencapai harta benda dan kesenangan dunia dan mengejar pangkat derajat dan mencari kelebihan atas berlomba lomba dengan teman maka sesungguhnya malang lah kamu dan jika yang menjadi kesengajaan hendak menghidupkan syariat Nabi Muhammad saw .menundukan hawa nafsu yang selalu mengajak kepada kejahatan maka beruntunglah kamusebagai mana kata penyair yang maksudnya
    Biarpun berkantuk menyiksa mata
    Hingga pun mata menjadi buta
    Akan percuma semata mata
    Jika tak karena tuhan semesta
    Biar menangis tersedu sedu
    Sampai meratap bertalu talu
    Hanya perbuatan seorang dungu
    Oleh yang bukan bukan berhati pilu
    Hai anak hiduplah bagaiman maumu tapi ingat bahwa kamu akan mati dan cintailah yang Kamu cintai tapi jangan lupa bahwa kamu akan berpisah dengan dia dan buatlah apa yang Kamu kehendaki tapi ketahuilah bahwa kamu akan menerima balasan yang setimpal dengan nya.
    Hai anak apakah hasil yang Kamu peroleh dari mamahamkan ilmu kalam chilaf, tabih, diwan, syair nudjum, ‘arud, nahwu, dan tsrif diluar menyianyiakan umur demi kemaha besaran Tuhan bahwa aku melihat didalam injil Nabi isa atas nabi kita dan atas salawat dan salam berkata dari saat mayat diletakan diatas jenazah sampai dibawa ketepi kubur Allah dengan kebesarannya menghadapkan kepadanya empat puluh pertanyaan mula mula ia berkata hai hambaku telah Kamu sucikan pemandangan mahkluk berkenaan dengan dirimu dalam masa bertahun tahun dan tidak Kamu sucikan tempat jatuhnya pandanganku sekalipun sesaat dan tiap tiap hari ia memandang kepada hatimu serta berkata apakah yang Kamu buat berhadapan dengan yang lain duluarku sedang Kamu diliputi dengan kebaikan ku? Apakah Kamu pekak tidak mendengar
    Hai anak ilmu yang tidak di sertakan dengan amal itu namanya gila dan amal tak pakai ilmu itu akan sia sia dan ketahuilah bahwa semata-mata ilmu itu akan menjauhkan diri dari ma’siat di dunia ini dan tidak akan membawamu kepada taat dan kelak pun diakhirat tidak akan memeliharamu dari pada neraka jahanam. Dan apabila diwaktu ini kamu tidak beramal dan tidak kamu susul kelalain mu dimasa yang lalu nanti dihari kiamat Kamu akan berkata oh tuhan kembalikan kirannya kami kedunia niscaya kami akan berbuat amal soleh , maka permohonan mu itu akan dijawab hai bodoh kamu datang dari sana
  • Fafa Abunawas

    Oh Anak
    Hai anak sebagaimana dari pertanyaanmu termasuk bagian ini adapun yang selebihnya yang dapat dijawab telah kusebutkan didalam ihya ulumudin dan lainnya dan disini hanya akan kusebutkan sebagian
    Empat perkara yang harus ada dalam mencapai keutaman itu pertama ‘itiqad yang sahih yang tidak dicampuri bid’ah. Kedua taubat yang bersungguh-sungguh yang menutup mati jalan kembali kepada ma’siat ketiga meminta rela sekalian lawan hingga padamu tidak tergantung hak dari seseorang pu juga keempat mempelajari ilmu syari’at sekedar yang dengan dia kamu dapat menjalankan perintah Allah dengan seksama dan sebagian dari ilmu akhirat yang dengan dia kamu boleh mengharap lepas dari segala bencana.
    Dihikayatkan bahwa Syibli ra. Telah berkhidmat kepada empat ratus guru dan dia berkata telah kubaca empat ribu hadis sudah itu kupilh sebuah saja dan kuamalkan yang selebihnya kutinggalkan karena setelah kutimbang timbang yakinlah aku bahwa keselamatan dan kebahagiaan tersimpan di dalam yang sebuah itu serta ilmu orang terdahulu dan orang orang yang kemudian semua terkandung didalamnya. Sebab itu maka kepadanyalah rasa hatiku aku berpegang yaitu kata Rasulullah saw. Kepada sebagian sahabatnya beramalah untuk duniamu menurut kadar hidupmu padanya dan beramalah untuk akhiratmu menurut kadar kekalmu didalamnya dan beramalah terhadap Allah menurut hajatmu kepadnya dan beramalah berhadapan dengan neraka menurut kadar tahanmu menanggung azanya.
    Hai anak bila Kamu ketahui isi hadis ini tidaklah perlu lagi ilmu yang bertumpuk tumpuk dan perhatikanlah sebuah hikayat lagi bahwasannya Hatim Asamm adalah salah sorang dari sahabat Syaqiq Bilkhi ra. Pada suatu hari bertanyalah syaqiq kepada Hatim. Hai Hatim telah tiga puluh tahun Kamu bersahabat dengan aku apakah yang telah kamu peroleh selama itu, maka menjawablah Hatim telah kuperoleh delapan ilmu yang berfaedah dan itulah bagiku karena aku mempunyai harapan yang penuh bahwa keselamatan dan kebahagianku tersimpan didalamnya. Berkata Syaqiq; apakah itu ? Kata Hatim Pertama telah kupandang makhluk yang banyak ini maka kusaksikanlah bahwa tiap tiap mereka mempunyai kekasih dan kecintaan tempat hatinya tetambat sebagian kekasihya hanya menyamainya sampai kesakit yang membawa mati dan yang sebagian sampai ketepi kubur sudah itu kesumuanya kembali dan meninggalkannya terbaring seorang diri, tak seorangpun juga yang masuk sama sama dengan dia kedalam kuburnya maka terpikir oleh ku kekasih yang paling utama adalah yang mencintai nya masuk kekubur dan menghibur didalamnya yang demikian tak kudapatii selain dari amal yang soleh. Sebab itu maka kuambil ia menjadi kekasihku supaya ia kelah menjadi pelita didalam kuburku, menghiburku dan tidak meninggalkanku seorang diri.
    Kedua kulihat makhluk ini mengikuti hawa nafsunya dan lekas sekali menurutkan kehendak nafsunya, maka kuperhatikanlah firman Allah :Dan adapun orang yang merasa takut terhadap kedudukan Tuhannya dan ditahannya nafsu nya dari keinginan yang sedendah rendahnya maka sesungguhnya surgalah tempat diamnya. Dan aku yakin betul bahwa Al-Qur’an itu benar. Tidak ada mungkirnya. Sebab itu maka segeralah aku melawan nafsuku dan aku bersedia jihad menentangnya tidak pernah kuberikan kesempatan menurutkan hawa nafsu. Hingga menyerah dan tunduk taat kepada Allah.
    Ketida kulihat tiap tiap orang membanting tulah menumpuk numpuk harta benda kemudian disimpannya dengan amat hemat dan kikirnya. Maka aku berfikr panjang tentang firman Allah, Apa yang padamu itu akan hilang lenyap dan apa yang pada sisi Allah kekal selama- lamanya. Maka kukelurkan lah harta simpananku selama ini untuk mencari keredaan Allah kubagibagikan diantara fakir miskin supaya ia menjadi simpanan bagiku disisi Allah.
    Keempat kulihat sebagian dari makhluk itu mengira kemuliaan dan ketinggian derajatnya terletak di banyak kaum dan kelurga, lalu dia merasa megah dengan demikian yang sebagian lagi mengatakan emas, perak, intan permata dan banyak anak, maka menyombaongkan diri dengan itu, dan yang lain mengangap kemulian dan ketinggian itu terletak pada belaku zalim, serakah dan menumpahkan darah sesame manusia, dan ada yang berkeyakinan letaknya pada keborosan membuang buang harta dan mentabzirkannya. Maka ku berfikir secara dalam tentang firman Allah : bahwa yang seutama utama mu di sisi Allah adalah yang bertaqwa lalu kupilih taqwa itu serta aku sangat berpegang teguh bahwa Al-quran itu benar dan angapan mereka itu semuanya batil tak beralasan
    Kelima kulihat semua manusia hidup cela mencela dan saling mengumpat, aku saksikan pangkal timbulnya adalah kedengkian dalam perkara harta, pegaruh dan kepandaian, maka kupikir kanlah dengan seksama firman Allah, Kamilah yang mengatur pembagian kehidupan diantara mereka dalam kehidupan dunia, maka aku mengetahui bahwa pembagian itu dari Allah dizaman azali. Sebab itu tidaklah berlaku dengki kepada orang lain dan kuterima pembagian dari Allah.
    Keenam kulihat manusia yang satu memusuhi yang lain karena berbagai sebab dan maksud maka kudalami firman Allah bahwa syaitan itu musuh bagimu maka pandanglah musuh. Maka tahulah aku bahwa tak patut memusuhi seseorang pun selain dari syaitan.
    Ketujuh kulihat tiap tiap orang berusaha bersungguh sungguh dan banting tulang melebih kewajaran mencari makan dan keperluan hidup sampai dia jatuh kepada yang subhat terjerumus kepada yang haram di cemarkan namanya dan dijatuhkan derajatnya. Maka lama aku berfikir tentang firman Allah SWT ; dan tidak ada satu hewan pun dimuka bumi ini, melaikan bergantung kapada Allah rezekinya, maka aku mengetahui bahwa rezeki itu di tangan Allah juga dan dengan sesungguhnya telah ditanggungkan perkara itu maka akupun bangkit dan menjaga ibadatku kepada Tuhan dan kuputuskan harapanku kepada yang lain .
    Kedelapan kulihat tiap tiap orang mengendalikan nasibnya kepada sesuatu . ada yang kepada dunia dan uang ada yang kepada harta dan milik ada yang kepada perusahaan dan pertukangan dan ada pula yang kepada makhuk. Maka kuperhatikan firman Allah ; dan barang siapa yang tawakal kepada Allah, maka padalah dia baginya. Bahwa Allah menyampaikan segala kehendak Nya dan ssungguhnya telah dijadikan Allah bagi segala sesuatu batas yang tentu. Maka tawakalah aku kepada Allah, karena Allah yang mampu menyampaikan segala keinginanku dan Allah pelindug yang seutama utamannya.
    Setelah mendengar semua itu berkatalah Syaqiq moga-moga Allah memberimu taufiq bahwasanya aku telah memperhatikan Taurat, injil, Zabur dan Al-qur’an. Kulihat kempat kitab suci beredar diatas kedelapan perkara ini maka barang siapa yang mengaamlkannya seolah olah ia telah mengamalkan keempat kitab itu.
  • Fafa Abunawas

    Wahai anak! Nasehat itu mudah, yang sulit adalah menerimanya; karena terasa pahit oleh hawa nafsu yang menyukai segala yang terlarang. Terutama dikalangan penuntut ilmu yang membuang-buang waktu dalam mencari kebesaran diri dan kemegahan duniawi. Ia mengira didalam ilmu yang tak bersari itulah terkandung keselamatan dan kebahagiaan, dan ia menyangka tak perlu beramal. Inilah kepercayaan filsul-filsuf.
    Ia tidak tahu bahwa ketika ada pada seseorang ilmu, maka ada yang memberatkan, seperti disabdakan Rasulallah saw: “Orang yang berat menanggung siksa di hari kiamat ialah orang yang berilmu namun tidak mendapat manfaat dari ilmunya itu.”
    Wahai anak! Janganlah engkau hidup dengan kemiskinan amal dan kehilangan kemauan kerja. Yakinlah bahwa ilmu tanpa amal semata-mata tidak akan menyelamatkan orang. Jika disuatu medan pertempuran ada seorang yang gagah berani dengan persenjataan lengkap dihadapkan dengan seekor singa yang galak, dapatkah senjatanya melindungi dari bahaya, jika tidak diangkat, dipukulkan dan ditikamkan? Tentu saja tidak akan menolong, kecuali diangkat, dipukulkan dan ditikamkan. Demikian pula jika seseorang membaca dan mempelajari seratus ribu masalah ilmiah, jika tidak diamalkan maka tidaklah akan mendatangkan faedah.
    Wahai anak! Berapa malam engkau berjaga guna mengulang-ulang ilmu, membaca buku, dan engkau haramkan tidur atas dirimu. Aku tak tahu, apa yang menjadi pendorongmu. Jika yang menjadi pendorongmu adalah kehendak mencari materi dan kesenangan dunia atau mengejar pangkat atau mencari kelebihan atas kawan semata, maka malanglah engkau. Namun jika yang mendorongmu adalah keinginan untuk menghidupkan syariat Rasulallah saw dan menyucikan budi pekertimu serta menundukkan nafsu yang tiada henti mengajak kepada kejahatan, maka mujurlah engkau. Benar sekali kata seorang penyair, “Biarpun kantuk menyiksa mata, Akan percuma semata-mata jika tak karena Alloh semata”.
    Wahai anak! Hiduplah sebagaimana maumu, namun ingat! bahwasanya engkau akan mati. Dan cintailah siapa yang engkau sukai, namun ingat! engkau akan berpisah dengannya. Dan berbuatlah seperti yang engkau kehendaki, namun ingat! engkau pasti akan menerima balasannya nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar