Karakteristik Musuh Allah dari Kalangan Munafiqin
(Oleh : Zainal Mustofa Al-faqier Al-khaqier Al-dho'if)
Sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap
kebenaran pasti memiliki musuh yang akan berusaha untuk menghalanginya.
Begitu juga dengan kebenaran Islam yang akan dimusuhi oleh syaitan dan
pengikutnya.
Melihat hal demikian maka sudah menjadi
keharusan bagi kita untuk mengetahui siapa saja yang sebenarnya menjadi
musuh-musuh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan mengenali sifat-sifat
mereka. Hal demikian supaya dapat kita antisipasi dan segera mengambil
langkah-langkah dalam mengatasinya.
Di antara musuh-musuh Allah atau
pengikut syaitan (Hizbu syaithon) yang gencar memusuhi Islam ialah
golongan munafikin. Golongan ini adalah mereka yang berpura pura menjadi
mukmin dan menyembunyikan kekufurannya. Mereka benci dan memusuhi
terhadap kebenaran yang datang dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala serta berusaha untuk menghancurkan dan menghalangi penyebaran cahaya Islam.
Zaman ini di mana orang-orang munafik memiliki duri-duri yang begitu tajam. Kenyataan ini sebagaimana dikatakan Hudzaifah Radhiyallahu 'Anhu,
beliau berkata: “Orang-orang munafik pada hari ini lebih berbahaya bagi
kaum muslimin daripada di masa Nabi saw.” Dikatakan: “Kenapa demikian
?” Beliau berkata: “Mereka dahulu pada masa Rasulullah saw
menyembunyikan (kemunafikannya) sedangkan sekarang mereka
menampakkannya.” (Bagaimanakah seandainya Hudzaifah menyaksikan kondisi
kita sekarang ini ??? pen.)
Di masa sekarang ini segala urusan
dikendalikan oleh mereka (orang-orang munafik). Sehingga kita
menyaksikan bahwa mereka berpakaian sebagaimana orang-orang yang
mengadakan perbaikan. Mereka layaknya seorang ulama atau penasihat yang
penuh belas kasihan, bahkan mereka memakai pakaian seperti halnya
seorang ahli ibadah atau orang shalih. Telah dipersiapkan bagi mereka
mimbar-mimbar dan markas-markas ilmu agar berbicara tentang Islam. Telah
dipersiapkan lembaran-lembaran kitab dan majalah untuk mereka tulis
dengan mengatasnamakan Islam. Namun, kenyataannya mereka sangatlah jauh
dari Islam, bahkan bertentangan dengan ajaran Islam.
Di dalam Al-Qur'an, Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah
membuka kedok kepura-puraan mereka hingga sangat jelas bagi kita yang
ingin mengetahui dan mengenali karakteristik musuh yang satu ini.
وَإِذَا
قِيلَ لَهُمْ آَمِنُوا كَمَا آَمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا
آَمَنَ السُّفَهَاءُ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَكِنْ لَا
يَعْلَمُونَ
“Apabila dikatakan kepada mereka,
"Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." Mereka
menjawab, "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu
telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh,
tetapi mereka tidak tahu.” (QS. Al Baqarah 2 : 13).
Di dalam ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjelaskan bahwa orang-orang munafik menganggap orang-orang beriman yang istiqamah dengan syariat Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagai
orang-orang yang bodoh tidak tahu perkembangan zaman bahkan menganggap
ketingalan zaman dan lain sebagainya. Namun, kalau kita lihat kehidupan
mereka sangatlah jauh dari aturan-aturan Allah swt. Anggapan ini juga
mereka serukan melalui berbagai media dan corong yang menyebarkan suara
‘miring’ atas kaum mukminin dengan harapan agar manusia terpengaruh dan
menjauhi orang orang beriman yang taat terhadap syariat Allah Subhanahu Wa Ta'ala/. Allah berfirman, “…sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yag indah-indah untuk menipu (manusia).” (QS. Al An’am 6 : 112)
أَلَمْ
تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آَمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ
إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا
إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ
الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ
تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ
الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا
“Apakah kamu tidak memperhatikan
orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang
diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka
hendak berhukum kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah
mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka
(dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada
mereka, "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan
dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik
menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” (QS. An Nisa’ 4 : 60-61)
Di dalam ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta'ala
memberi tahu tentang ciri-ciri orang munafik adalah apabila mereka
memutuskan suatu hukum, mereka meninggalkan hukum Allah bahkan tidak mau
berhukum dengan hukum Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Walaupun
mereka tahu bahwa mereka dilarang untuk meninggalkan hukum Allah. Mereka
lebih senang untuk berhukum kepada thaghut (yaitu penguasa-penguasa
yang berhukum dengan hukum buatan manusia). Kemudian mereka selalu
menghalagi usaha apapun untuk penerapan dan pelaksanaan syariat Allah di
muka bumi. Mereka menghalangi sekuat tenaga supaya manusia tidak
kembali kepada syariat Allah. Jalan apapun akan mereka tempuh demi
tercapainya tujuan, termasuk menyakiti para pejuang syariat,
memenjarakan mereka atau mungkin hanya sekadar membuat fitnah keji yang
mereka sebarkan supaya manusia jauh dan terhalang dari kesadaran
melaksanakan dan menerapkan syariat Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
الْمُنَافِقُونَ
وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ
فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Orang-orang munafik laki-laki dan
perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka
menyuruh berbuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka
menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah
melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah
orang-orang yang fasik.” (QS. At Taubah 9 : 67).
Di dalam ayat ini sangat jelas, bahwa
orang-orang munafik menyuruh dan mengusahakan supaya kemungkaran bisa
tegak, dan sebaliknya menghalang-halangi usaha apapun yang dilakukan
untuk menegakkan yang ma’ruf. Kita lihat bahwa setiap kemungkaran pasti
didukung dan dibela mereka, walaupun sangat jelas keburukannya. Mereka
selalu menghalangi usaha yang bertujuan membina umat dalam memperbaiki
akhlak dan akidah.
بَشِّرِ
الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ
الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ
عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا
Kabarkanlah kepada orang-orang
munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu)
orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman
penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari
kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan
kepunyaan Allah.” (QS. An Nisa’ 4 : 138-139)
Dalam ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberitahukan ciri yang lain yaitu sikap wala yang di berikan kepada orang kafir. Wala
berarti loyalitas, keberpihakan, kebanggaan bahkan kecintaan. Sesuatu
hal apapun yang merugikan orang kafir, maka mereka juga merasa ikut
dirugikan. Hal ini dikarenakan sikap loyalitas mereka yang tinggi
terhadap orang-orang kafir. Wala dapat juga berarti mengambil
menjadi panutan dan pemimpin. Orang-orang munafik sangat tidak senang
jika dipimpin oleh seorang mukmin yang taat terhadap syariat Allah,
mereka lebih berharap untuk menang dalam perjuangan membela
kekafirannya.
Demikian beberapa karakter dan ciri
golongan munafikin yang menjadi musuh dalam selimut bagi Islam dan
cahaya keberanaran Allah swt. Hendaknya kita selalu mewaspadai golongan
ini dan kita mempunyai sikap yang tegas memusuhi mereka sebagaimana
Allah swt memusuhi mereka. Secara umum dapat kita simpulkan, siapapun
manusia yang mengaku beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala
tetapi menolak syariat Allah dalam berbagai aspek kehidupan maka dia
dikategorikan sebagai orang munafik dan menjadi salah satu kelompok
musuh Allah dan rasul-Nya serta orang-orang yang beriman.
Semoga kita tidak termasuk golongan ini dan di jauhkan dari sifat kemunafikan. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar