Total Tayangan Halaman

Sabtu, 13 Juli 2013

''AIB SAUDARAMU JUGA AIBMU''

''Ikhwah fillah''
Relakah kalau Antum jadi sasaran celaan orang lain? Maukah Antum kalau kakak atau adik kandung Antum menjadi buah bibir masyarakat terhadap kekeliruan yang dilakukannya? Ridhakah Antum kalau ada orang membuka aib (cela) diri Antum di depan orang banyak? Kalau Antum tidak suka itu semua, semua orang pun tidak menyukainya, iya bukan???
Karena itulah, Allah swt Yang Maha Sayang kepada hamba-hamba-Nya yang setia beriman, memperingatkan sejak awal akan bahaya ghibah (menggunjing), membuka aib seseorang. Peringatan Allah diungkapkan dengan bahasa komunikasi yang sangat efektif, dengan cara memberikan perumpamaan orang yang menggunjing saudaranya seperti menyantap daging segar saudaranya yang sudah menjadi mayit itu. Artinya kalau memakan daging mayit tidak disukai, maka mengapa orang suka membicarakan keburukan dan aib saudaranya yang jauh dari pengetahuannya.
Akhi fillah rahimakumullah
Apa maksud Allah swt memulai ayat larangan ghibah dengan seruan kepada orang beriman? Apa artinya Allah mengaitkan perbuatan tercela itu dengan keimanan? Yaa ayyulladziina aamanuu (wahai orang-orang beriman…). Demikian Allah sangat sayang dan penih mahabbah menyeru, mengingatkan dan mentaujih kita orang beriman. Karena Iman dan sifat tercela itu tidak akan mungkin bersatu, ibarat air dengan minyak, tidak logis muslim apalagi dai mendekati sesuatu yang dicela Allah swt dan rasul-Nya.

كل المسلم على المسلم حرام دمه وماله وعرضه (رواه مسلم)
Setiap muslim terhadap muslim lainnya haram, darahnya, hartanya dan kehormatan dirinya (H.R. Muslim).
Ikhwah fillah ……-yang disayangi Allah SWT
Karena ghibah merupakan larangan Allah, rambu-rambu pergaulan dengan sesama, lebih jauh lagi ia merupakan arahan Ilahi bagi orang beriman agar menjauhi sifat tercela itu, maka pelanggaran terhadap larangan dan peringatan itupun berakibat kepada kenistaan pelakunya. Dengarkan kisah perjalanan Isra Mi’raj Rasulullah saw yang sempat diperlihatkan beberapa pemandangan yang mengerikan, untuk lebih meyakinkan diri dan umatnya terhadap kejadian yang menimpa itu, “Pada malam perjalanan Isra Mi’raj, aku diperlihatkan orang-orang yang mencakar-cakar mukanya dengan kuku-kuku tajam mereka, aku bertanya: Wahai Jibril siapa mereka itu? Jibril a.s menjawab: Mereka adalah orang-orang yang menggunjing orang lain dan membuka aib (kehormatan) dirinya”. (H.R. Abu Daud dengan sanad yang sangat shahih). Semoga Allah melindungi kita dari azab dan siksa-Nya.

Meskipun ghibah bukan merupakan kaba’ir (dosa besar) tetapi ternyata melakukannya menjadi factor penyebab menimpanya azab kubur kepada pelakunya. Sahabat Jabir berkisah: "Ketika kami bersama dengan Rasulullah saw, kami melewati 2 buah makam, seraya Rasulullah saw bersabda: Mereka berdua sedang disiksa di kubur mereka, bukan karena dosa besar yang dilakukannya, tetapi yang satu karena menggunjing orang lain, sedangkan yang lain tidak bersuci dari kencingnya”.
Karenanya pula Rasulullah saw memberikan peringatan yang keras, sampai-sampai ia menyampaikannya dalam sebuah khutbah dengan suara yang menggelegar terdengar wanita-wanita di rumah mereka, “Wahai orang-orang yang percaya kepada lisannya, tapi tidak mempercayai hati nuraninya, jangan kalian menggunjing saudaramu sesama muslim, jangan pula membuka auratnya, karena siapa yang membuka aurat saudaranya niscaya Allah akan membuka aib dirinya, barang siapa yang Allah buka aib dirinya, Dia akan mencela dirinya walau di dalam rumahnya”(H.R. Ibnu Abid-Dunya, Abu Daud dari hadits Abu Burzah dengan sanad yang jayyid).
Ibnu Abbas menyerukan, “Siapa yang berkeinginan menyebut aib temannya, maka sebutkanlah terlebih dahulu menyebut aib dirinya”. Abu Hurairah pun berkata, “Sungguh mengherankan, ada orang dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya, tetapi tidak dapat melihat kotoran besar di matanya sendiri..
Sebagaimana al-Hasan menegaskan, “Ikhwah fillah, Antum tidak akan memperoleh lezat dan esensi iman, sampai Antum mampu tidak membuka aib temanmu dengan sebuah aib yang ada pada diri Antum, sampai Antum juga mampu memperbaiki aib itu dimulai dari dirimu. Jika itu dapat Antum lakukan, niscaya Antum akan terbiasa menyibukkan diri dengan perbaikan diri Antum, dan hal itu yang disukai Allah”
Ikhwah fillah ……-yang disayangi Allah SWT
Adalah bukti kasih saying Rasul qudwah kita, ketika memberikan arahan tentang bahaya lisan, bahwa kesempurnaan Islam seseorang dilihat dari kebersihan lisan dan tangannya dari bentuk-bentuk gangguan terhadap saudaranya:

المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده (رواه مسلم)
Orang muslim adalah yang orang muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya (H.R. Muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar