KATA PENGANTAR
Puji
syukur dengan mengucapkan Alhamdulillah kepada Allah SWT, karena izin,
rahmat, serta hidayahnya dan inayah-Nya, Kemudian tak lupa shalawat dan
salam tetap tecurahkan selalu kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Kami
mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat yg mau menyempatkan waktu untuk membuka dan membaca blog saya ini. dan Kami yakin bahwa masih banyak kekurangan-kekuranganya karena minimnya keilmuan dan pengetahuan saya. Al-faqier Al-dho'if Al-khaqier. oleh karena
itu kami berharap kepada para pembaca khusus nya dan sahabat-sahabat
untuk memberikan kritik dan saran dalam rangka kita memperjuangakn dan mensyiarkan agama allah.
Untuk
itu dalam Bloger saya ini, permasalahan yang akan saya bahas adalah
Perang Badar Al-Qubra dan Perang Uhud. Pada permulaan Islam, kaum
Quraisy belumlah mencurahkan perhatiannya untuk menentang agama Islam,
mereka mengira bahwa seruan Muhammad itu hanya suatu gerakan yang tidak
berapa lama tentu akan lemah dan lenyap dengan sendirinya. Akan tetapi
alangkah terkejutnya mereka melihat bahwa seruan itu dengan cepat telah
memasuki lingkungan keluarga mereka dan bahkan hamba sahaya mereka yang
dahulunya mereka anggap derajatnya tidak lebih dari harta benda. Oleh
karena itu dengan cepat mereka mengadakan penentangan dan perlawanan
terhadap ajaran Rosul saw dengan cara menyiksa dan menyakiti para
pengikut Rosul saw, dan bahkan banyak menimbulkan perperangan antara
kaum Muslimin dan Kaum musyrikin.
A. Perang Badar Al Kubra
Terdapat
banyak factor yang melatarbelakangi terjadinya sejumlah peperangan
antara Nabi Muhammad s.a.w. dengan kaum musyrikin Makkah. Diantara
sejumlah peperangan yang terjadi, perang badar tercatat sebagai perang
pertama yang terpenting dalam sejarah Islam. Di antara sebab terjadinya
peperangan tersebut adalah iri hati atau cemburu dan dendam.
Sejak Nabi Muhammad s.a.w. datang ke Madinah, beliau berhasil
mempersatukan masyarakat Madinah. Karena peran inilah Nabi diakui
sebagai penguasa negeri ini. Sukses besar ini mendorong timbulnya
kecemburuan dan benih-benih permusuhan musyrikin Makkah berkobar
kembali. Selain itu, mereka menyimpan dendam kepada masyarakat Madinah
yang memberi perlindungan dan mendukun perjuangan Nabi Muhammad s.a.w.
maka masyarakat Makkah menyatakan sikap permusuhan, megancam Nabi
Muhammad s.a.w. dan seluruh pengikutnya. Selanjutnya mereka mencari-cari
kesempatan melancarkan peperangan dengan mengadakan sejumlah hasutan di
wilayah perbatasan Madinah.
Al Waqidi menyatakan, bahwa Rasulullah s.a.w. pada bulan Ramadhan dari
tahun pertama beliau hijrah ke Madinah telah menyerahkan bendera pasukan
kaum muslimin kepada Hamzah bin Abdul Muthalib sebagai kemandan yang
membawahi tiga puluh pasukan kaum muslimin yang berasal dari kalangan
kaum Muhajirin untuk menjegat kalifah dagang Quraisy. Kemudian
Rasulullah s.a.w. mengirim pasukannya beberapa kali untuk memata-matai
kalifah dagang Quraiys, sampai pada akhirnya pada bulan Rabiul Awwal
tahun kedua dari hijriah Rasul secara langsung beliau memimpin
pasukannnya
menuju kampung Wuddan yang berjarak delapan mil dari Al Abwa’ (sebuah
daerah yang terletak antara mekah dan madinah) untuk menghadang
orang-orang Quraiys dan Bani Dhamrah. Dalam perjalanan ini beliau
berhasil mengikat perdamaian dengan bani Dhamrah lalu beliau kembali ke
Madinah.
Pada suatu pagi Jumaat, tahun kedua Hijrah, mulailah pertempuran antara
kaum Musyrikin dan kaum Muslimin. Memulai pertarungan ini, Rasulullah
saw mengambil segenggam kerikil kemudian dilemparkan kearah kaum Quraisy
seraya berkata: “Hancurlah wajah-wajah mereka”, kemudian
meniupkannya ke arah mereka sehingga menimpa mata semua pasukan Quraisy.
Selain itu, Allah swt juga mendokong kaum Muslimin dengan mengirim bala
bantuan malaikat. Akhirnya peperangan dimenangkan oleh kaum Muslimin
dengan suatu kemenangan yang besar. Dari pihak kaum Musyrikin, terbunuh
70 orang dan tertawan 70 orang. Sedangkan dari pihak kaum Muslimin gugur
menggapai syahid 14 orang.
Perang
Badar mempunyai pengaruh besar dalam sejarah Islam: Perang Badar
merupakan perang besar antara kaum Muslimin dengan Mensyirik Quraiys.
Dalam perang ini kaum Muslimin tampil sebagai pemenang atas orang-orang
kafir. Melalui perang tersebut tampaklah di mara kaum musyrikin
keteguhan kaum Muslimin dalam mempertahankan aqidah dan dalam membela
agama mereka. Para tokoh musyrikin Quraiys begitu dalam memendam dendam
atas kekalahan mereka dalam perang badar, sehingga mereka sepakat untuk
menebus malu ini dengan perang lain guna membalas kekalahanya.
B. Perang Uhud
Perang Uhud terjadi pada pertengahan bulan Sya’ban tahun kedua hijrah.
Factor utama penyebab meletusnya perang tersebut terpulang terhadap kaum
musyrikin Quraiys yang dendam karena kalah dalam Perang Badar dan
hendak membalas kekalahanya.
Di balik peperangan ini, umat Islam yang baru selesai menjalani tarbiah
Ramadan dan marayakan Idul fitri tidak sedikit pun terkecuali untuk
sama-sama mempertahankan kemenangan dan diri daripada ancaman musuh.
Detik awal ghazwah Uhud bermula ketika penduduk Makkah Quraisy malu
besar diatas kekalahan mereka dalam Perang Badar. Tidak ada pedagang
Quraisy yang berani berdagang ke Syria karena bimbang jika ditangkap
orang Islam. Jika keadaan itu berlanjut, kota Makkah akan diancam bahaya
kelaparan dan krisis ekonomi. Oleh karena itu, semua pembesar Quraisy
berunding untuk mendapatkan keputusan mengenai perkara itu. Mereka
memutuskan semua keuntungan perdagangan pada tahun itu akan dipergunakan
untuk membentuk satu angkatan perang yang kuat. Karena Abu Jahal
meninggal dunia, maka Abu Sufian diangkat menjadi panglima perang untuk
memimpin angkatan 3,000 tentera. Selain itu, ketua pasukan mereka yang
ternama ialah Safwan (anak Umaiyah Khalaf yang menyeksa Bilal) dan
Ikrimah (anak Abu Jahal). Turut memimpin tentera ialah seorang yang
gagah berani iaitu Khalid Ibnul Walid. Kaum perempuan diketuai Hindun
(isteri Abu Sufian). Mereka dikerahkan untuk menghibur dan menguatkan
semangat perang anggota tentera. Mereka turut ke medan perang memukul
genderang. Karena musuh terlalu banyak, Nabi Muhammad saw berniat akan
bertahan dan menanti musuh dalam kota Madinah. Tetapi suara terbanyak
menyatakan bahwa berdasarkan siasat perang menghendaki agar musuh
diserang di medan perang. Nabi tunduk kepada keputusan tersebut,
sekalipun dalam hatinya berasa kurang tepat.
Dalam hal yang tidak ada wahyu yang turun, Nabi selalu berbincang dengan orang ramai dan keputusan mereka pasti dijalankan dengan tawakal dengan berserah kepada Allah. Lalu Nabi masuk ke rumah memakai pakaian besinya dan mengambil pedangnya. Apabila Nabi keluar, banyak para sahabat yang mengusulkan untuk menyerang tadi, menarik usul mereka kembali kerana ternyata kepada mereka pendirian Nabi adalah benar. Tetapi, keputusan itu rupanya tidak dapat diubah lagi, kerana Nabi berkata: "Tidak, kalau seorang Nabi telah memakai baju perangnya, dia tidak akan membukanya kembali sebelum perang selesai."
Tentera Islam hanya 1,000 orang. Semuanya berjalan kaki, hanya dua orang berkuda. Ramai pula antara mereka itu orang tua dan anak di bawah umur.
Sebelum matahari terbenam, mereka bertolak menuju ke Bukit Uhud. Setiba di pinggir kota Madinah, tiba-tiba 600 orang Yahudi, kawan Abdullah Ubay, menyatakan hendak turut bertempur bersama-sama Nabi. Tetapi Nabi sudah tahu maksud mereka yang tidak jujur, maka ditolaknya tawaran itu dengan berkata: “Cukup banyak pertolongan dari pada Tuhan.” Bersamaan penolakan ini, Abdullah Ubay malu dan marah, lalu berusaha menakutkan kaum Muslimin, agar mereka jangan turut berperang. Tiga ratus kaum Muslimin dapat dihasut hingga kembali pulang ke Madinah. Mereka ini yang dinamakan kaum munafik. Maka tinggallah Rasulullah dengan 700 orang tentera saja menghadapi musuh yang jumlahnya empat kali ganda itu. Tanpa diketahui musuh, sampailah kaum Muslimin di Bukit Uhud pada waktu dinihari. Nabi segera mengatur strategi perang. Bukit itu digunakan sebagai pelindung dari belakang, sedang dari sebelah kiri, dilindung ioleh Bukit Ainain. Lima puluh orang diarahkan Rasulullah supaya menjaga celah bukit dari belakang dengan diketuai Ibnuz-Zubair. Mereka diperintahkan tidak boleh meninggalkan tempat itu apapun yang akan terjadi.
Tiba-tiba kedengaran sorak gemuruh musuh dari bawah lembah. Mereka sudah melihat tentera Islam. Mereka bergerak maju, menyerang dengan formasi berbentuk bulan sabit, dipimpin oleh Khalid Ibnul-Walid sayap kanannya dan Ikrimah Abu Jahal sayap kirinya. Seorang musuh meronta maju sampai tiga kali menentang tentera Islam. Pada kali ketiga, maka melompatlah Zubair bagaikan harimau ke punggung unta itu. Musuh tadi dibantingkannya ke tanah, lalu dibedah dadanya oleh Zubair dengan pisau. Abu Dujanah selepas meminjam pedang Nabi sendiri, lalu menyerbu ke tengah-tengah musuh yang ramai itu. Pertempuran hebat berlaku dengan dahsyatnya. Pada pertempuran Uhud ini kaum Muslimin Dalam perang ini, pasukan Islam sesuai dengan strategi Nabi Muhammad SAW, mengambil posisi di atas Jabal Uhud. Tetapi ketika mereka hampir menang, pasukan pemanah terpancing oleh ghonimah (harta rampasan perang). Mereka pun turun dari bukit dengan melawan instruksi Nabi SAW. Maka pasukan Quraisy segera merebut posisi di atas bukit dan dari situ menyerang pasukan Islam sampai menewaskan 70 syuhada.
Dalam hal yang tidak ada wahyu yang turun, Nabi selalu berbincang dengan orang ramai dan keputusan mereka pasti dijalankan dengan tawakal dengan berserah kepada Allah. Lalu Nabi masuk ke rumah memakai pakaian besinya dan mengambil pedangnya. Apabila Nabi keluar, banyak para sahabat yang mengusulkan untuk menyerang tadi, menarik usul mereka kembali kerana ternyata kepada mereka pendirian Nabi adalah benar. Tetapi, keputusan itu rupanya tidak dapat diubah lagi, kerana Nabi berkata: "Tidak, kalau seorang Nabi telah memakai baju perangnya, dia tidak akan membukanya kembali sebelum perang selesai."
Tentera Islam hanya 1,000 orang. Semuanya berjalan kaki, hanya dua orang berkuda. Ramai pula antara mereka itu orang tua dan anak di bawah umur.
Sebelum matahari terbenam, mereka bertolak menuju ke Bukit Uhud. Setiba di pinggir kota Madinah, tiba-tiba 600 orang Yahudi, kawan Abdullah Ubay, menyatakan hendak turut bertempur bersama-sama Nabi. Tetapi Nabi sudah tahu maksud mereka yang tidak jujur, maka ditolaknya tawaran itu dengan berkata: “Cukup banyak pertolongan dari pada Tuhan.” Bersamaan penolakan ini, Abdullah Ubay malu dan marah, lalu berusaha menakutkan kaum Muslimin, agar mereka jangan turut berperang. Tiga ratus kaum Muslimin dapat dihasut hingga kembali pulang ke Madinah. Mereka ini yang dinamakan kaum munafik. Maka tinggallah Rasulullah dengan 700 orang tentera saja menghadapi musuh yang jumlahnya empat kali ganda itu. Tanpa diketahui musuh, sampailah kaum Muslimin di Bukit Uhud pada waktu dinihari. Nabi segera mengatur strategi perang. Bukit itu digunakan sebagai pelindung dari belakang, sedang dari sebelah kiri, dilindung ioleh Bukit Ainain. Lima puluh orang diarahkan Rasulullah supaya menjaga celah bukit dari belakang dengan diketuai Ibnuz-Zubair. Mereka diperintahkan tidak boleh meninggalkan tempat itu apapun yang akan terjadi.
Tiba-tiba kedengaran sorak gemuruh musuh dari bawah lembah. Mereka sudah melihat tentera Islam. Mereka bergerak maju, menyerang dengan formasi berbentuk bulan sabit, dipimpin oleh Khalid Ibnul-Walid sayap kanannya dan Ikrimah Abu Jahal sayap kirinya. Seorang musuh meronta maju sampai tiga kali menentang tentera Islam. Pada kali ketiga, maka melompatlah Zubair bagaikan harimau ke punggung unta itu. Musuh tadi dibantingkannya ke tanah, lalu dibedah dadanya oleh Zubair dengan pisau. Abu Dujanah selepas meminjam pedang Nabi sendiri, lalu menyerbu ke tengah-tengah musuh yang ramai itu. Pertempuran hebat berlaku dengan dahsyatnya. Pada pertempuran Uhud ini kaum Muslimin Dalam perang ini, pasukan Islam sesuai dengan strategi Nabi Muhammad SAW, mengambil posisi di atas Jabal Uhud. Tetapi ketika mereka hampir menang, pasukan pemanah terpancing oleh ghonimah (harta rampasan perang). Mereka pun turun dari bukit dengan melawan instruksi Nabi SAW. Maka pasukan Quraisy segera merebut posisi di atas bukit dan dari situ menyerang pasukan Islam sampai menewaskan 70 syuhada.
Sebab kekalahan dalam Perang Uhud Kisah
ini ditulis di Sura Ali ‘Imran ayat 140-179. Dalam ayat2 di Sura Ali
‘Imran, Muhammad menjelaskan kekalahan di Uhud adalah ujian dari Allah
(ayat 141) – ujian bagi Muslim mu’min dan munafik (ayat 166-167).
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata
bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata
orang-orang yang sabar (ayat 142)? Bahkan jika Muhammad sendiri mati
terbunuh, Muslim harus terus berperang (ayat 144), karena tiada seorang
pun yang mati tanpa izin Allah (ayat 145). Lihatlah para nabi yang tidak
menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah (ayat
146). Para Muslim tidak boleh taat pada kafir (ayat 149), karena Allah
Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut (ayat
151). "Ayat2 di atas tidak menunjukkan sebab yang sebenarnya mengapa
Muhammad dan Muslim kalah perang di Uhud. Penjelasan yang lebih lengkap
bisa dibaca di Hadis Sahih Bukhari, juzz 4, Book 52, Number 276.
C. Kesimpulan
Perang
Badar mempunyai pengaruh besar dalam sejarah Islam: Perang Badar
merupakan perang besar antara kaum Muslimin dengan Mensyirik Quraiys.
Dalam perang ini kaum Muslimin tampil sebagai pemenang atas orang-orang
kafir. Melalui perang tersebut tampaklah di mara kaum musyrikin
keteguhan kaum Muslimin dalam mempertahankan aqidah dan dalam membela
agama mereka.
Sedangkan dalam Perang Uhud ada beberapa hikmah yang dapat diambil diantaranya yakni;
Ø Memahamkan
kepada kaum muslimin betapa buruknya akibat kemaksiatan dan mengerjakan
apa yang telah dilarang, yaitu ketika barisan pemanah meninggal pos-pos
mereka yang sudah ditetapkan oleh Rasulullah s.a.w. agar mereka berjaga
di sana.
Ø Ditundanya
kemenangan pada sebagian pertempuran, adalah sebagai jalan meruntuhkan
kesombongan diri. Maka ketika kaum mukminin diuji lalu mereka sabar,
tersentaklah orang-orang munafikin dalam keadaan ketakutan.
Ø Hikmah lain adalah adanya pembersihan terhadap apa yang ada di dalam hati kaum mukminin.
wallahu a'lam Bi showab.....''
Tidak ada komentar:
Posting Komentar