Perbedaan Mudaroh dan Mudahanah
Devinisi secara etimologi :
Ibnu mandzur berkata : mudaroh bersal
dari kata “ daro’ahu yadro’uhu dar’an wa dar’atan yang artinya membantah
“ tadaro’al qoum, artinya saling berbantah bantahan, adapun mudaroh
adalah akhlaq yang baik.
Secara terminologi :
Ibnu hajar bekata : mudoroh adalah menolak dengan lembut.
Menurut ibnu bathol : mudaroh adalah bersikap dan bertutur kata dengan lembut serta tidak berelebih lebihan dalam berbicara.
Dalam istilah lain di sebutkan mudaroh
adalah menghindari mafsadah (kerusakan) dan kejahatan dengan ucapan yang
lembut atau meninggalkan kekerasan dan sikap kasar, atau berpaling dari
orang jahat jika ditakutkan kejahatannya atau terjadinya hal yang lebih
besar dari kejahatan yang sedang dilakukan.
Dalil dalil di perintahkan untuk bermudaroh
Dalil dari al qur’an :
Allah SWT berfirman “Dan
Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Luqman: 14-15)
Allah berfirman “Pergilah
kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah malampaui batas.
maka berbicalah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut
mudah-mudahan ia ingatatau takut. Berkatalah mereka berdua: “Ya Rabb
kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan
bertambah melampaui batas. Allah berfirman: “Jangan kamu berdua
khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan
melihat”. Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir’aun). dan
katakanlah: “Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Rabbmu, maka
lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka.(QS.
Thoha 43-46 ), ibnu katsir berkata : ayat ini mengandung pelajaran yang
sangat agung yaitu fir’aun yang berjiwa sombong sementara musa
beakhlaq baik, untuk itu Allah menyuruh musa untuk tidak berbicara
kecuali dengan ramah dan tutur kata yang lembut.
Dalil dalil dari as sunnah :
Dari urwah bin zubair dari ‘aisyah Ra nabi SAW bersabda “sesungguhnya
manusia yang paling buruk disisi Allah adalah orang yang di tinggalkan
oleh manusia karena ia kawatir akan kejahatanya ( HR bukhori 6054, muslim 2591 ).
Rosulullah SAW bersabda” Pergaulilah
wanita dengan baik, sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk.
Dan sesuatu yang paling bengkok yang terdapat tulang rusuk adalah bagian
paling atas. Jika anda meluruskannya dengan seketika, niscaya anda akan
mematahkannya, namun jika anda membiarkannya maka ia pun akan selalu
dalam keadaan bengkok. Karena itu pergaulilah wanita dengan penuh
kebijakan ( HR bukhori 5186, muslim 1468 ). Ibnu hajar berkata :
hadits ini memerintahkan kepada kita untuk bersikap mudaroh dalam
meluruskan jiwa serta melunakkan hati, dan itu termasuk strategi jitu
untuk mendapatkan maaf dari seorang wanita.
Dari hani bin yazid RA bahwa nabi SAW bersabda : di antara hal yang mendatangkan ampunan adalah menyebarkan salam dan bertutur kata lembut (
HR Tobroni 22/128 ). Al manawi berkata : yaitu lunak dalam berbicara
kepada saudaranya dan rendah hati dengan sikap mudaroh bukan bersikap
mudahanah ataupun fitnah.
Dari abu darda’ RA berkata rosulullah SAW bersabda: kami bermuka manis dan bercanda tawa dengan suatu kaum tetapi hati kami melaknat mereka ( di riwayatkan oleh ibnu asakir ).
Imam bukhori membuat satu bab khusus tentang mudaroh di dalam shohihnya yaitu “ bab mudaroh ma’an nas “.
Beberapa bentuk sikap mudaroh :
Tidak selamanya manusia harus bersikap
mudaroh, akan tetapi hal itu di butuhkan ketika berinteraksi dengan
sebagian individu dan dalam waktu tertentu di antaranya
1. Ketika orang mu’min dalam keadaan
lemah di hadapan orang kafir, syaikhul islam ibnu taimiyyah berkata :
ketika orang mu’min mempunyai kekuatan maka di syari’atkan untuk
menegakkan agama Allah dengan cara berperang ataupun lainya tergantung
situasi, namun jika orang mu’min dalam keadaan lemah maka ia bersabar
atas cobaan yang menimpa tanpa bersikap munafik bahkan di syari’atkan
untuk bersikap mudaroh dan tidak berbicara sesuatu yang membuatnya di
benci..
2. Menjaga diri dari para pelaku kejahatan, sebagaimana sabda rosulullah :sesungguhnya
manusia yang paling buruk disisi Allah adalah orang yang di tinggalkan
oleh manusia karena ia takut akan kejahatanya ( HR bukhori 6054, muslim
2591 ).
3. Ketika menda’wahi raja, sebagaiman firman Allah “ Pergilah
kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah malampaui batas.
maka berbicalah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut
mudah-mudahan ia ingat atau takut ( thoha 43- 44 ).
4. Kepada orang tua walaupun keduanya musyrik, Allah SWT berfirman “ Dan
Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu
yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan.( al ankabut : 8 ).
5. Ketika berinteraksi dengan wanita (suami istri red ) untuk menjaga kelestarian rumah tangga, rosulullah SAW bersabda “ Pergaulilah
wanita dengan baik, sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk.
Dan sesuatu yang paling bengkok yang terdapat tulang rusuk adalah bagian
paling atas. Jika anda meluruskannya dengan seketika, niscaya anda akan
mematahkannya, namun jika anda membiarkannya maka ia pun akan selalu
dalam keadaan bengkok. Karena itu pergaulilah wanita dengan penuh
kebijakan ( HR bukhori5186,muslim 1468 ).
6. Terhadap orang alim ketika mengambil faedah ilmunya.
7. Terhadap orang yang sedang sakit, qodhi abu yusuf berkata “ lima
hal wajib bagi manusia untuk bersikap mudaroh yaitu kepada, raja yang
berkuasa, hakim yang suka mentakwil, wanita, orang yang sakit, dan orang
alim yang di ambil ilmunya.
MUDAHANAH
Adapun mudahanah
adalah antonim dari mudaroh. Imam al qurtubi membedakan antara keduanya
bahwa mudaroh adalah mengorbankan dunia untuk kemaslahatan din atau
dunia atau kedua duanya dan itu di bolehkan bahkan di anjurkan , adapun
mudahanah adalah mengorbankan din untuk urusan dunia.Fathul bari 10/454
Imam ghozali berkata : perbedaan antara
mudaroh dengan mudahanah adalah tergantung motif tujuanya jika kamu
mempertaruhkannya agar selamat agamamu ataupun memperbaiki hubungan baik
dengan saudaramu maka kamu bermudaroh, namun jika kamu mengorbankan
dunia karena keselamatan dirimu dengan memenuhi syahwatmu dan ambisimu
maka kamu bermudahanah.
Dalam istilah lain disebutkan mudahanah
adalah : berpura-pura, menyerah dan meninggalkan kewajiban amar ma’ruf
nahi mungkar serta melalaikan hal tersebut karena tujuan duniawi atau
ambisi pribadi. Maka berbaik hati, bermurah hati atau berteman dengan
ahli maksiat ketika mereka berada dalam kemaksiatannya, sementara ia
tidak melakukan pengingkaran padahal ia mampu kelakukannya maka itulah
mudahanah.. Tauhid Syaikh Fauzan bin Fauzan jilid 1
Bersikap mudahanah adalah haram
Allah SWT berfirman : Maka
janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah).
Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap
lunak (pula kepadamu). ( al qolam 8-9 ).
Allah berfirman : Maka bersabarlah
kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti
orang yang berdosa dan orang yang kafir diantara mereka.( al insan 24 )
Allah juga berfirman: Dan
sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami
wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap
Kami; dan kalau sudah begitu tentu|ah mereka mengambil kamu jadi sahabat
yang setia. Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu
hampir-hampir condong sedikit kepada mereka, kalau terjadi demikian,
benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di
dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan
kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami. ( al isra’ 73-75 ).
Ayat ayat di atas
menjelaskan tentang haramnya bersikap mudahanah terhadap kemungkaran
karena berakibat fatal yaitu tidak tersampikanya ilmu dan kebenaran.
AKIBAT BERSIKAP MUDAHANAH
1. Secara moral sifat ini merusak dirinya dan lebih lebih akan merusak moral para pelaku kemungkaran yang di diamkanya.
2. Secara mentalitas sifat mudahanah menjadi indikasi bahwa imanya lemah dan bisa jadi hilang imanya.
3. Menyebabkan tertularnya adzab
akibat dosa dari pelaku kemungkaran, dari Ibnu Abbas ia
bertanyakepadaRosul:”Wahai Rasulullah, apakah mungkin suatu kampong akan
ditimpa bencana ,padahal disana banyak orang-orang yang soleh?” Rasul
menjawab: Ya, tentu. Karena lemah dan diamnya mereka dari para pelaku
maksiat.” (H.R. Thabrani).
4. Seakan akan memberi isyarat jalan
bagi orang awam untuk terlibat dalam kemungkaran, karena beranggapan
bahwa kemungkaran itu mendapat restu dari orang alim yang lebih
mengetahui hukumnya.
5. Mendapat julukan resmi dari rosulullah SAW sebagai setan bisu.
Dan lebih dari itu urgensinya si pelaku termasuk dalam kategori sabda rosulullah SAW yaitu menjual agama demi kemasahatan dunia, semoga kita terhindar dari sikap bermudahanah. Wallahu ‘alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar