sering kali Bila terdengar berita tentang demonstrasi menentang Syiah di daerah
Tanah Air, sebagian orang yg memang bodoh dna tdk tau menau tentang ajaranya menganggapnya sebagai tindakan berlebihan.
“Padahal sama-sama Islam,” begitu komentar yang kerap terdengar.
Untuk dapat menilai dengan objektif tentang Syiah, tentu perlu
pengkajian yang cermat dan kritis tentang ajaran Syiah itu sendiri.
Tidak serta merta menyalahkan atau membela. Sebagaimana kata pepatah,
“Jangan membeli kucing dalam karung,” begitu juga dalam menyikapi aliran
semacam Syiah, jangan kita menilai tanpa meneliti dan mempelajarinya
terlebih dahulu.
Sebagaimana diketahui, MUI Pusat sejak tahun 1984 telah memfatwakan
bahwa ajaran Syiah berbeda dengan Sunni dan agar umat mewaspadai ajaran
Syiah. Kemudian pada tahun 2012, MUI Jawa Timur telah mengeluarkan fatwa
tentang kesesatan Syiah, lengkap dengan pertimbangan ilmiah berserta
dalil-dalinya. Fatwa tersebut telah dibukukan dengan judul “Fatwa MUI
Jawa Timur tentang Kesesatan Syiah”. Benarkah Syiah sesat?
Untuk menemukan jawabannya, menarik untuk dicermati Daurah (seminar)
“Aqidah Syiah & Pencegahannya” pada Rabu (17/04/13) di Meeting Room
Dinas Pertanian Jawa Barat, Jl. Surapati Bandung. Acara ini
diselenggarakan oleh Wahdah Islamiyah dan dihadiri sekitar 70 orang
undangan dari kalangan ulama dan ormas Islam. Sebagai pembicara, adalah
seorang pakar peneliti gerakan Syiah, Syekh Ali al-’Amary dari Arab
Saudi.
Menurut penjelasan Syekh Ali al-’Amary, di dalam kitab-kitab karya ulama
panutan Syiah sendiri diterangkan bahwa rukun Iman dan rukun Islam
Syiah ternyata berbeda dengan rukun Iman dan rukun Islam yang diyakini
oleh kaum Muslimin Sunni.
Rukun Iman menurut Sunni–berdasarkan Hadis Sahih–ada enam. Yaitu (1)
iman kepada Allah, (2) iman kepada para Malaikat, (3) iman kepada
kitab-kitab Allah, (4) iman kepada para Rasul, (5) iman kepada Hari
Kiamat, dan (6) iman kepada qadha dan qadar.
Berbeda menurut Syiah, Rukun Iman ada lima: (1) iman kepada keesaan
Allah, (2) iman kepada Keadilan, (3) iman kepada Kenabian, (4) iman
kepada Imamah, yaitu kepemimpinan 12 imam, dan (5) iman kepada Hari
Ma’ad/Kiamat.
Sedangkan Rukun Islam menurut Hadis Sahih adalah (1) syahadat, (2)
shalat, (3) zakat, (4) puasa, dan (4) haji. Tetapi tidak demikian
menurut Syiah, Rukun Islam versi mereka adalah (1) shalat, (2) zakat,
(3) puasa, (4) haji, dan (5) imamah.
Syiah juga menganggap murtad kafir Sayidina Abu Bakar, S. Umar bin
Khattab, S. Utsman bin Affan, karena dianggap merebut “hak” kekhalifahan
dari S. Ali bin Abi Thalib. Mereka suka melaknat tiga khalifah pertama
tersebut, dari cintanya yang berlebihan kepada S. Ali.
Ironisnya, ternyata S. Ali sendiri tidak suka dan memberi hukuman berat kepada orang-orang Syiah yang berlebihan memuja dirinya.
Dan ternyata, S. Ali tidak benci kepada S. Abu Bakar, S. Umar, dan S.
Utsman, sebagaimana klaim Syiah. Bahkan beliau senang pada para khalifah
pendahulunya itu, sehingga memberi nama putra-putranya (dari istri
selain Fatimah) dengan nama Abu Bakar bin Ali, Umar bin Ali, dan Utsman
bin Ali.
Selain itu, banyak data dan fakta ilmiah yang diungkap berdasarkan
sumber-sumber utama dari Syiah sendiri. Termasuk tentang keyakinan Syiah
Imamiyah bahwa Imam 12 itu ma’shum seperti Nabi, al-Qur’an yang ada
dianggap kurang karena tidak mengagungkan S. Ali, dan adanya pandangan
ekstrem dari Syiah bahwa S. Ali adalah “tuhan”.
Benarkah demikian? Padahal bila ditanya, para pengikut Syiah
membantahnya. Untuk hal ini, Syekh al-’Amary mengingatkan bahwa dalam
ajaran Syiah terdapat anjuran, bahkan kewajiban untuk melakukan
Taqiyyah. Yaitu menampakkan diri berbeda dengan kenyataannya, menutupi
dengan dusta, dll.
Maka, bila ditanya, apakah ikut Syiah? Mereka akan menjawab tidak.
Apakah Syiah mengkafirkan sesama Muslim? Mereka akan menjawab tidak.
Padahal jelas dalam ajarannya bahwa orang yg tidak meyakini Imamah
adalah dianggap kafir. Karena meyakini Imamah menurut Syiah adalah
termasuk Rukun Iman.
Demikian Syekh yang fasih itu menjelaskan secara gamblang ajaran akidah
Syiah dari sumber langsung kitab-kitab utama karya panutan Syiah
sendiri, seperti al-Kafi karya al-Kulaini, at-Tahdzib, Biharul-Anwar,
dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar