Terdapat perbedaan yang banyak sekali antara keduanya, di antaranya adalah:
- Bahwa lafazh dan makna al-Qur`an berasal dari Allah Subhanahu wa
Ta’ala sedangkan Hadits Qudsi tidak demikian, alias maknanya berasal
dari Allah Subhanahu wa Ta’ala namun lafazhnya berasal dari Nabi
Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam.
- Bahwa membaca al-Qur`an merupakan ibadah sedangkan Hadits Qudsi tidak demikian.
- Syarat validitas al-Qur`an adalah at-Tawâtur (bersifat mutawatir) sedangkan Hadîts Qudsi tidak demikian.
- Secara sederhana dapat dikatakan, Hadist Qudsi adalah Wahyu Tuhan
yang diterima Nabi Muhammad secara langsung, TANPA perantaraan malaikat
Jibril. Sehingga tidak ada kata QUL (katakanlah) diawal kalimat dan
Allah membahasakan diri-Nya dengan sebutan AKU .
- Sedangkan Al Qur'an adalah Wahyu Tuhan yang diterima Nabi Muhammad
lewat perantaraan Malaikat Jibril. Sehingga Jibril membacakan wahyu
dengan permulaan kata Qul dan Jibril membahasakan Tuhan dengan sebutan
nama-Nya, Allah ( dan Asmaul Husna lainnya ).
- Hadist Qudsi memakai kalimat langsung ( orang pertama / Aku ) , sedang Al Qur'an memakai kalimat orang ketiga .
- Hadist Qudsi diturunkan secara "private" (khusus ) kepada Muhammad
sebagai Nabi, sehinggga tidak disebarluaskan untuk umum , karena
bersifat pribadi. Hanya beberapa sahabat terpercaya saja yang
menerimanya .
- Sedangkan Al Qur'an diturunkan kepada Muhammad sebagai Rosul ,
sehingga Nabi Muhammad wajib menyebarluaskannya kepada umatnya dan
seluruh umat manusia .
- Demi kemurnian dan kesucian Al Qur'an, Hadist Qudsi dan Al Qur'an
tidak disatukan dalam satu Mushaf. Hadist Qudsi dibiarkan berdiri
sendiri dan tidak pernah dibukukan (kodifikasi) secara resmi .
Jumlah Hadits Qudsi
Dibandingkan dengan jumlah hadits-hadits Nabi, maka Hadîts Qudsiy
bisa dibilang tidak banyak. Jumlahnya lebih sedikit dari 200 hadits.
Karena Hadist Qudsi sebenarnya adalah untuk Muhammad sebagai pribadi
Nabi , bukan sebagai Rosul , maka Nabi pun "pilih-pilih" dalam
memberikannya kepada sahabat - sahabatnya . Hanya sahabat - sahabat
terpilih yang mempunyai kecerdasan tinggi saja yang menerimanya . Karena
memang Hadist Qudsi bukan untuk konsumsi umum . Sampai sekarang pun
masih banyak kalangan umat Islam yang tak mampu menerima "kebenaran"
Hadist Qudsi. Tinggi kandungan "isi"-nya adalah penyebabnya . Hanya
sahabat - sahabat khusus saja yang menerima Hadist Qudsi dari Nabi
Muhammad , semisal Sayyidina Ali bin Abu Tholib dan sahabat Abu Hurairah
Lafazh-Lafazh Periwayatannya
Bagi orang yang meriwayatkan Hadits Qudsi, maka dia dapat menggunakan salah satu dari dua lafazh-lafazh periwayatannya:
- Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam pada apa yang diriwayatkannya dari Rabb-nya 'Azza Wa Jalla
- Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, pada apa yang diriwayatkan Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam dari-Nya
Contoh
- "Aku adalah sekutu yang paling tidak memerlukan persekutuan.
Barangsiapa melakukan suatu amalan kemudian dia mempersekutukan diri-Ku
dengan yang lain, maka Aku akan meninggalkannya dan meninggalkan
sekutunya." Dalam riwayat yang lain disebutkan: "Maka dia akan menjadi milik sekutunya dan Aku berlepas diri darinya."
- Dari ABU HURAIROH RA dari Rasulullah SAW yang meriwayatkan dari Allah Azza wa Jalla: "Tangan Allah penuh, tidak dikurangi lantaran memberi nafkah, baik di waktu siang maupun malam."
- Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW berkata: " Allah ta`ala
berfirman: Aku menurut sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya
bila ia menyebut-Ku. Bila menyebut-Ku di dalam dirinya, maka Aku pun
menyebutnya di dalam diri-Ku. Dan bila ia menyebut-Ku di kalangan orang
banyak, maka Aku pun menyebutnya di dalam kalangan orang banyak lebih
dari itu
Buku Mengenai Hadits Qudsi
Di antara buku yang paling masyhur mengenai Hadits Qudsi adalah kitab
Al-Ithâfât as-Saniyyah Bi al-Ahâdîts al-Qudsiyyah karya 'Abdur Ra`uf
al-Munawiy. Di dalam buku ini terkoleksi 272 buah hadits. Sebenarnya
Hadist Qudsi tidak pernah dibukukan (kodifikasi) secara resmi ,
sebagaimana Al Qur'an yang dibukukan secara resmi pada jaman Khalifah
Utsman dengan nama Al Qur'an Mushaf Utsmani ( yang berarti jika ada Al
Qur'an diluar itu maka itu adalah Al Qur'an palsu ) . Yang ada Hadist
Qudsi tersimpan pada pribadi - pribadi sahabat Nabi dan disampaikan
lewat mulut ke mulut . Karena "isinya" yang tinggi, Hadist Qudsi
tercecer hanya pada sahabat - sahabat khusus saja, yang menyimpannya
bagi dirinya sendiri dan kemudian menurunkannya pada orang - orang
tertentu pula . Sebagaimana Abu Hurairah berkata , " Aku menerima
sekantung ilmu dari Rosululloh. Separuh kantung aku bagikan kepada kamu
semua dan separuhnya lagi aku simpan buat aku sendiri . Karena jika yang
separuh lagi itu aku bagikan juga , niscaya kalian akan mengkafirkanku
dan menggantungku "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar