Total Tayangan Halaman

Minggu, 04 Agustus 2013

Perbedaan Antara Hadits Qudsi Dan al-Qur`an

Terdapat perbedaan yang banyak sekali antara keduanya, di antaranya adalah:
  1. Bahwa lafazh dan makna al-Qur`an berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sedangkan Hadits Qudsi tidak demikian, alias maknanya berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala namun lafazhnya berasal dari Nabi Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam.
  2. Bahwa membaca al-Qur`an merupakan ibadah sedangkan Hadits Qudsi tidak demikian.
  3. Syarat validitas al-Qur`an adalah at-Tawâtur (bersifat mutawatir) sedangkan Hadîts Qudsi tidak demikian.
  4. Secara sederhana dapat dikatakan, Hadist Qudsi adalah Wahyu Tuhan yang diterima Nabi Muhammad secara langsung, TANPA perantaraan malaikat Jibril. Sehingga tidak ada kata QUL (katakanlah) diawal kalimat dan Allah membahasakan diri-Nya dengan sebutan AKU .
  5. Sedangkan Al Qur'an adalah Wahyu Tuhan yang diterima Nabi Muhammad lewat perantaraan Malaikat Jibril. Sehingga Jibril membacakan wahyu dengan permulaan kata Qul dan Jibril membahasakan Tuhan dengan sebutan nama-Nya, Allah ( dan Asmaul Husna lainnya ).
  6. Hadist Qudsi memakai kalimat langsung ( orang pertama / Aku ) , sedang Al Qur'an memakai kalimat orang ketiga .
  7. Hadist Qudsi diturunkan secara "private" (khusus ) kepada Muhammad sebagai Nabi, sehinggga tidak disebarluaskan untuk umum , karena bersifat pribadi. Hanya beberapa sahabat terpercaya saja yang menerimanya .
  8. Sedangkan Al Qur'an diturunkan kepada Muhammad sebagai Rosul , sehingga Nabi Muhammad wajib menyebarluaskannya kepada umatnya dan seluruh umat manusia .
  9. Demi kemurnian dan kesucian Al Qur'an, Hadist Qudsi dan Al Qur'an tidak disatukan dalam satu Mushaf. Hadist Qudsi dibiarkan berdiri sendiri dan tidak pernah dibukukan (kodifikasi) secara resmi .

Jumlah Hadits Qudsi

Dibandingkan dengan jumlah hadits-hadits Nabi, maka Hadîts Qudsiy bisa dibilang tidak banyak. Jumlahnya lebih sedikit dari 200 hadits. Karena Hadist Qudsi sebenarnya adalah untuk Muhammad sebagai pribadi Nabi , bukan sebagai Rosul , maka Nabi pun "pilih-pilih" dalam memberikannya kepada sahabat - sahabatnya . Hanya sahabat - sahabat terpilih yang mempunyai kecerdasan tinggi saja yang menerimanya . Karena memang Hadist Qudsi bukan untuk konsumsi umum . Sampai sekarang pun masih banyak kalangan umat Islam yang tak mampu menerima "kebenaran" Hadist Qudsi. Tinggi kandungan "isi"-nya adalah penyebabnya . Hanya sahabat - sahabat khusus saja yang menerima Hadist Qudsi dari Nabi Muhammad , semisal Sayyidina Ali bin Abu Tholib dan sahabat Abu Hurairah

Lafazh-Lafazh Periwayatannya

Bagi orang yang meriwayatkan Hadits Qudsi, maka dia dapat menggunakan salah satu dari dua lafazh-lafazh periwayatannya:
  1. Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam pada apa yang diriwayatkannya dari Rabb-nya 'Azza Wa Jalla
  2. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, pada apa yang diriwayatkan Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam dari-Nya

Contoh

  • "Aku adalah sekutu yang paling tidak memerlukan persekutuan. Barangsiapa melakukan suatu amalan kemudian dia mempersekutukan diri-Ku dengan yang lain, maka Aku akan meninggalkannya dan meninggalkan sekutunya." Dalam riwayat yang lain disebutkan: "Maka dia akan menjadi milik sekutunya dan Aku berlepas diri darinya."
  • Dari  ABU HURAIROH RA dari Rasulullah SAW yang meriwayatkan dari Allah Azza wa Jalla: "Tangan Allah penuh, tidak dikurangi lantaran memberi nafkah, baik di waktu siang maupun malam."
  • Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW berkata: " Allah ta`ala berfirman: Aku menurut sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya bila ia menyebut-Ku. Bila menyebut-Ku di dalam dirinya, maka Aku pun menyebutnya di dalam diri-Ku. Dan bila ia menyebut-Ku di kalangan orang banyak, maka Aku pun menyebutnya di dalam kalangan orang banyak lebih dari itu

Buku Mengenai Hadits Qudsi

Di antara buku yang paling masyhur mengenai Hadits Qudsi adalah kitab Al-Ithâfât as-Saniyyah Bi al-Ahâdîts al-Qudsiyyah karya 'Abdur Ra`uf al-Munawiy. Di dalam buku ini terkoleksi 272 buah hadits. Sebenarnya Hadist Qudsi tidak pernah dibukukan (kodifikasi) secara resmi , sebagaimana Al Qur'an yang dibukukan secara resmi pada jaman Khalifah Utsman dengan nama Al Qur'an Mushaf Utsmani ( yang berarti jika ada Al Qur'an diluar itu maka itu adalah Al Qur'an palsu ) . Yang ada Hadist Qudsi tersimpan pada pribadi - pribadi sahabat Nabi dan disampaikan lewat mulut ke mulut . Karena "isinya" yang tinggi, Hadist Qudsi tercecer hanya pada sahabat - sahabat khusus saja, yang menyimpannya bagi dirinya sendiri dan kemudian menurunkannya pada orang - orang tertentu pula . Sebagaimana Abu Hurairah berkata , " Aku menerima sekantung ilmu dari Rosululloh. Separuh kantung aku bagikan kepada kamu semua dan separuhnya lagi aku simpan buat aku sendiri . Karena jika yang separuh lagi itu aku bagikan juga , niscaya kalian akan mengkafirkanku dan menggantungku "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar