Total Tayangan Halaman

Jumat, 07 Februari 2014

mukhasabah untuk kita semua ummat muslim




Assalamu alikum sahabat dan saudaraku semuanya seiman dan se aqidah dimanapun berada yang saya cintai…

ان الحمد لله الذى أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله. أرسله
بشيرا ونذيرا وداعيا الى الله باذنه وسراجا منيرا. أشهد ان لا اله الا الله
وحده لا شريك له. شهادة اعدها للقائه ذخرأ. واشهد ان محمدا عبده و رسوله. ارفع
البرية قدرا. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه وسلم
تسليما كثيرا. أما بعد. فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم
مسلمون.

Mari kita mengingat dan ta’amul serta Tafakur dengan pesan baginda nabi kita Rosulullah muhammad saw kepada seluruh umatnya,terutama kita yang hidup di masa sekarang ini.agar kita tdk mnjadi umat yang mengeras hatinya dan tidak mau menerima Hidayah karena hati dan pikiran kita yang di penuhi dengan Kecintaan trhadap dunia yang berlebihan,sehingga kita lupa bahwa kita punyai tugas dan kewajiban sebagai ummat muhammad yang bukan haya di perintahkan untuk mengikuti syari’atnya saja melainkan juga untuk meneruskan Da’wah dan perjuangan beliau,kita harus ingat bahwa kita telah di jadikan sebagai (Khoiru ummah) sebaik baik ummat namun juga harus sadar bahwa di balik setatus yang kita sandang ini ada tanggung jawab yang besar.
Saudara dan sahabatku semua yang saya cintai….bukankah Beliau baginda nabi pernah bersabda…
Akan datang kepada manusia suatu waktu yang mana perhatian utama mereka
terletak pada kepentingan perutnya, kebanggaan mereka adalah
harta-bendanya, qiblatnya adalah para wanitanya dan agama mereka adalah
uang-uangnya (dirham dandinar). Mereka itulah makhluk yang paling buruk
yang tidak ada tempat di sisi-Nya. (HR. As-Sulami).
Ikhwanul muslimin Rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt, marilah kita
kurangi secara perlahan beberapa kebiasaan-kebiasaan buruk kita dan kita
tambahi amal saleh yang biasa telah kita lakukan. Semoga yang demikian ini
dapat menyelamatkan kita dan agama Islam ini dari kerusakan yang selalu
mengancam di sekitar kita.

Ikhwanul muslimin yang dirahmati Allah
Dalam tulisan saya kali ini, saya hendak mengajak kita semua untuk
berangan-angan dengan beberapa hadits Rasulullah saw yang terasa sangat
kontekstual sekali dibicarakan saat ini. Khususnya di Indonesia dan
kota-kota besarnya yang tersebar dari ujung Merauke hingga pulau rote.

Sebuah hadits rasulullah saw berbunyi:
يأتى على الناس زمان همتهم بطونهم وشرفهم متاعهم وقبلتهم نساءهم ودينهم
دراهيمهم ودنانيرهم أولئك شر الخلق لا خلاق لهم عند الله (رواه السلمى عن على
رضي الله عنه)
Akan datang kepada manusia suatu waktu yang mana perhatian utama mereka
terletak pada kepentingan perutnya, kebanggaan mereka adalah
harta-bendanya, qiblatnya adalah para wanitanya dan agama mereka adalah
uang-uangnya (dirham dandinar). Mereka itulah makhluk yang paling buruk
yang tidak ada tempat di sisi-Nya.
Bagaimanakah saudara-saudara kita memahami hadits tersebut. adakah yang
kurang memahaminya? Saya rasa inilah saatnya kita meraba diri kita sendiri.
Mengukur hati kecil kita, apakah benar praduga Rasulullah saw itu kini
telah terjadi….????
Saya rasa benar apa yang dikatakan Rasulullah saw itu di masa globalisasi
ini seolah tidak ada orang yang tidak mementingkan urusan perutnya menjadi
yang utama. Bagaimana pekerjaan hanya menjadi tujuan untuk menumpuk harta
benda guna menjaga stabilitas urusan perut semata. Kalau perlu kebutuhan
itu dipersiapkan jauh-jauh masa.
Perhatikan wahai saudara-saudara bagaimana Allah swt mencipta manusia
dengan diperlengkapi sepasang tangannya. Tangan sebagai alat untuk
menyimpan dan menyembunyikan berbagai bahan makanan demi kepuasan di masa
depan. Hanya manusia yang memahami hal ini. Hanya manusia yang mengerti
cara menabung dan menyelamatkan aset kebutuhan masa yang akan datang. Hanya
manusia yang memiliki kekhawatiran mengenai rizqi esok hari. Takut kalau
tidak kebagian, takut kalau tidak mendapatkan.

Hal ini sungguh berbeda dengan kambing ataupun ayam dan juga makhluk
lainnya yang tidak dipersenjatai dengan tangan. Mereka makan untuk saat itu
saja, tidak perlu memikirkan masa depan apa lagi menumpuk kebutuhan pangan.
Sebanyak apapun padi yang ada disawah, burung itu hanya akan makan
seperlunya saja. Burung itu tidak akan terbang sambil membawa tas plastic
guna persediaan esok hari. Mereka cuma makan dengan paruh yang ada. Begitu
juga dengan kambing, sebanyak apapun rumput yang tersedia di pandang
ilalang, kambing hanya makan yang ada di depan. Mereka tidak pernah
memikirkan bagaimana caranya membawa pulang rumput untuk anak, istri di
rumahnya apalagi terpikirkan untuk esok hari. Mereka hanya makan seperlunya
dengan mulut yang dimilikinya.


Ikhwanul muslimin yang dirahmati Allah
Setelah keperluan perut terpenuhi selanjutnya, manusia akan terpeikirkan
bagaimana menjaga gengsi dengan kekayaan yang berlimpah. Rumah mewah,
kendaraan elit dan wanita cantik, menjadi perhiasan istemewa. Kemudian yang
lebih parah dari itu adalah bagaimana gama telah diselengkan tidak sebagai
panduan iman tetapi perhiasan identitas semata. Islam menjadi tredmark
tanpa subtansi, karena agama mereka teleh bergeser kepada uang dan uang.
Maka tidak salah jika sila pertama dari pancasila yang dulunya berbunyi
‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ berubah menjadi ‘Keuangan Yang Maha Kuasa’.

Jika telah demikian keadaannya maka umat Islam telah menuju pada satu titik
lemah yang membahayakan, karena minimnya kesadaran ber-Islam yang benar dan
sungguh-sungguh. Semua perilaku peribadatan dihitung dengan untung rugi,
semuanya dikalkulasi layaknya ilmu ekonomi. Pada saat ini orang islam jauh
lebih ketakutan kehilangan uang dari pada agama, lebih senang hidup berpoya
dan sangat takut kematian, padahal mereka tahu bahwa kematian pasti akan
datang. Kegilaan kepada dunia inilah yang menurunkan kwalitas iman manusia
dan menggiringnya menuju kehancuran Islam sendiri, sebagaimana sabda
Rasulullah saw:
يوشك أن تتداعى عليكم الأمم كما تداعى الأكلة على قصعتها, قيل أ من قلة نحن
يومئذ؟ قال: لا بل أنتم كثير ولكنكم غثاء كغثاء السيل ولينزعن الله من صدور
عدوكم المهابة وليقذفن فى قلوبكم الوهن, قيل: وما الوهن؟ قال حب الدنيا
وكراهية الموت
Akan datang suatu masa dimana bangsa mengeroyok kalia seperti orang rakus
merebutkan makanan di atas meja, ditayakan (kepada Rasulullah saw) apakah
karena saat itu jumlah kita sedikit? Jawab Rasulullah saw: tidak, bahkan
kamu saat itu adalah mayoritas, tetapi kamu seperti buih di atas permukaan
banjir, hanya mengikuti kemana arah arus mengalir. Sungguh pada saat itu
Allah telah mencabut rasa takut dari dada musuh-musuh kamu, dan
mencampakkan di dalam hatimu al-wahn. Ditanyakan kemudian kepada Rasulullah
saw apakah wahn itu? Rasul menjawab al-wahn adalah cinta dunia dan benci
mati.

Ikhwanul muslimin yang saya cintai…
Jelas dalam hadits itu Rasulullah saw menyebutkan bahwa keberadaan orang
Islam saat itu sungguh banyaknya, diibaratkan bagaikan buih di lautan.
Namun demikian, di balik jumlah yang begitu besar Allah telah mencabut rasa
takut dari musuh-musuh kita. mereka hanya mentertawakan kita, karena
kondisi kita tidak berdaya seperti hidangan di atas meja yang siap disantap.
Bagaimana bisa demikian? Sekali lagi karena orang muslim kala itu ibarat
buih dilautan terombang-ambing tanpa pedoman. Mari kita lihat bersama
dimana kelemahan kita. Jawabnya terletak dalam hadits sebelumnya yang
diatas. Ketika dunia dan harta menguasai hati umat Islam. keinginan untuk
menjadi kaya dan konsumerisme yang tinggi.

Hal ini dalam dunia ekonomi sama artinya kita berkata umat muslim dengan
cintanya pada harta dan senangnya berfoya-foya. Rajinnya keluar-masuk pasar
dan mall menunjukkan konsumerisme yang tinggi. Umat muslim yang jumlahnya
amat banyak seperti buih di lautan hanya menjadi konsumen yang selalu
melahap apapun yang dijual oleh produsennya. Tidak hanya sekedar konsumen
material tapi juga konsumen cultural.

Umat Islam telah menjadi pelanggan berbagai produk, tanpa mampu menjadi
produsen. Hanya menjadi pembeli tidak pernah menjadi penjual. Umat muslim
yang banyak itu hanya bisa menentukan pilihan dan tidak mampu menentukan
harga. Saat inilah musuh-musuh kita, hanya akan menertawakan kita. mereka
pikir apapun yang mereka jual kepada umat muslim pasti akan laku. Karena
umat Islam sudah jauh dari pegangan hidup, tidak kenal lagi zuhud yang ada
adalah gengsi dan gengsi.

Marilah kita cermati, apa yang tidak laku di Indonesia. Blackberry, 3G,
Android, I Pad, I Phone dan apalagi sekedar Hand Phone. Di luar negeri
umumnya orang itu mempunyai HP hanya satu, tapi di sekitar kita umat muslim
Indonesia, orang mempunyai HP lebih dari satu. Demikian juga dengan mobil
dan rumah. Semakin kaya seseorang semakin berlipat pula barang yang
dimilikinya. Kepemilikan kini tidak lagi berdasar pada kebutuhan tapi pada
kesenangan dan nilai gengsi yang tinggi.

Lantas bagaimanakah seharusnya hidup ini? Apakah akan kita biarkan zaman
yang terus bergerak menuju kehancuran umat Islam? Insyaallah dengan niatan
yang teguh, marilah kita belajar hidup dengan sederhana. Menjadi muslim
yang sederhana, berfikir yang sederhana dan bertindak yang sederhana.
Janganlah terlalu tergiur dengan dunia. Semampu tenaga memagari diri dengan
menahan nafsu. Ingatlah firman Allah swt:
فلاتغرنكم الحياة الدنيا ولايغرنكم بالله الغرور

Janganlah sekali-kali hidup di dunia ini memperdayakanmu dan jangan pula
syaitan memperdayakan kamu dalam manta’ati Allah.

Semoga bermanfa’at…wallahu a’lam bi showab….

1 komentar: